19 November 2009

To Err Is Human, To Forgive Divine

" To err is human, to forgive divine. "

----------------------------------------------------------------------------

Yang terjemahan ngawurnya kurang lebih begini :mrgreen::

" adalah manusiawi berbuat kesalahan, tapi diperlukan hal yang luar biasa untuk bisa memaafkan."

----------------------------------------------------------------------------

Terjemahan ngawur saya tadi munkin kurang tepat dalam mengartikan divine. Divine itu sendiri bisa diartikan sebagai sifat Tuhan yang Maha Memaafkan.

Lho, kok jadi main idiom Inggris begini? Mungkin karena saya ndak bisa memikirkan pembukaan tulisan yang ciamik :mrgreen::mrgreen:

Baiklah, bertahun-tahun saya pakek pegangan itu, memaklumi dan memaafkan “err” teman-teman saya, orang-orang di sekitar saya. Perasaan saya? Lega banget, I’ve divine! :lol: . Tapi ternyata, pegangan saya itu membuat teman-teman saya, orang-orang sekitar saya, egois sama saya. Selalu menuntut, meminta, dan gak pernah berkaca.:(

Ambil contoh begini. Seorang teman datang pada saya, mengeluh kalau dia berbuat kesalahan, dan meminta bantuan saya buat sama-sama memperbaiki keadaan. Well, to err is human, and since he/she is my friend, I just can say, ok, lets fix it. Dan setelah beberapa lama gantian saya yang berbuat kesalahan, giliran saya meminta bantuan pada teman, dan jawabannya? That’s your probs dude, you’re the one who made mistake, that’s not my problem :(. Who the hell are you? — well, forgive = divine :)

Skema tadi kadang berjalan berulang-ulang :mrgreen:, dan sadly :(, kadang dilakukan oleh oknnum yang sama. Why..???? ! Tidak kah mereka mau berkaca sebentar? Atau justru memanfaatkan prinsip yang saya percayai ? :mrgreen: Entahlah, hanya mereka yang tahu.

Saya gak ikhlas dong nolong teman? Memang,saya tidak ikhlas. Saya menolong teman dengan harapan bakal mendapat sedikit bantuan jikalau saat saya kesulitan. Ikhlas itu berat kawan !:mrgreen:

Share |